Home »
Archive for August 2015
Sampai hari ini, sudah sangat banyak sekali media sebagai sumber berita. Baik media cetak, media massa dan media online. Bahkan, belakangan yang makin berkembang adalah portal berita online yang ikut menjadi sumber bacaan yang lebih mudah karena bisa diakses menggunakan gadget yang paling sederhana, yaitu telepon genggam yang tersambung dengan internet. Media-media tersebut menjadi konsumsi keseharian masyarakat pengguna internet di seluruh tanah air. Mulai dari media profesional sampai yang abal-abal pun dapat diakses dengan mudah. Namun, terkadang masyarakat tidak bisa memilah mana media yang profesional dan mana yang abal-abal, terkadang tidak beda jauh. Memilih media yang terpercaya memang saat ini sangat susah. Media-media tersebut juga terkadang menjadi alat politik bagi pemiliknya jika memang sang pemilik berada dalam lingkaran partai politik atau justru terlibat langsung dalam politik praktis. Bahkan, media-media tersebut tidak segan-segan menyerang lawan politiknya dengan membabi-buta. Saat pemilu, banyak media selalu dimanfaatkan oleh para politikus sebagai kendaraan untuk melejitkan namanya. Dan itu bisa dilakukan dengan menyewa atau malah membeli media-nya. Hal-hal ini sebenarnya sudah terjadi dan masyarakat sudah sangat paham. Namun tetap saja, masyarakat seharusnya bisa menyaring setiap berita, karena biasanya media bayaran yang memang disewa untuk menyerang lawan politik jelas terlihat sangat tendensius dan jauh dari fakta sebenarnya. Saya sudah berpetualang menjajaki banyak situs berita online. Dari yang saya dapat, sungguh sangat meyedihkan. Ternyata media abal-abal lebih banyak jumlahnya dibanding media profesional. Dan dari nama media, terkadang kita terkecoh, karena media-media tersebut terkadang membawa nama instansi pemerintah, nama lembaga dan bahkan agama. Dari penelusuran saya, ada ratusan media abal-abal yang tersebar di dunia maya dengan pemberitaan tendensius, tanpa fakta dan terkadang bersumber dari media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain yang jelas hanya opini dan tak bisa dikatakan benar, kecuali sudah melalui verifikasi. Mari kita kaji lebih mendalam tentang penghasilan media online, baik yang profesional maupun yang abal-abal. Saya adalah seorang Blogger yang sudah puluhan tahun. Darimana penghasilan mereka? Dari beberapa teman Blogger yang memang serius menggeluti blog dan forum-forum, mereka bisa menghasilkan ratusan dollar per hari dari blog mereka dan bisa menggaji pengelola blognya sesuai standar UMP. Tentu saja perolehan penghasilan mereka dari iklan. Iklan yang paling efektif dan bisa menghasilkan uang adalah dari para pemasang iklan dan juga Adsense dari Google. Dari penjelasan-penjelasan teman-teman, trafik tinggi merupakan berkah bagi mereka. Dan itu membuat pemasang iklan makin berminat. Makanya jangan heran bila blog, website yang ramai pengunjung bisa menghasilkan jutaan bahkan puluhan juta rupiah perhari. Jadi, dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa, baik media online profesional maupun yang abal-abal, tentu saja tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah legalitas, isi dan sumber berita. Legal, berarti diakui sebagai media yang kredibel dan biasanya berbentuk perusahaan, sementara media abal-abal dikelola oleh perorangan atau kumpulan orang-orang saja. Isi, di dalamnya adalah orang-orang yang berkompeten di bidang jurnalistik dan bisa mempertanggung-jawabkan apa yang ditulisnya, sementara media abal-abal biasanya isi beritanya bersifat tendensius, fitnah dan melecehkan, menyerang baik instansi maupun perorangan. Sumber, yang saya maksud adalah sumber berita. Jika media profesional biasanya sumber dari orang-orang, fakta di lapangan yang memang ada dan bisa dipercaya, sementara media abal-abal, terkadang berdasarkan opini "ngawur", dari media sosial dan hayalan karena ingin menjatuhkan.